Selingkuh Ternyata [enggak] Enak Tuh… (by.Eko Sutrisno Hp)

Posted Posted by karkuun in Comments 0 komentar

Hati yang berdebar-debar saat memandang lawan jenis adalah saat awal dimulainya serial kisah selingkuh seseorang. Start point ini bisa berlanjut dengan cerita yang lebih mengharu biru atau bisa juga berhenti begitu saja.
Bagi seorang laki-laki, kesempatan untuk meneruskan kisah ini biasanya lebih besar dibanding kalau menimpa seorang wanita.
Bagi wanita, yang menarik adalah sikap dan kharisma seorang lelaki, sedangkan bagi laki-laki yang menarik baginya adalah wajah dan kesempatan yang ada.

Tak dipungkiri lagi yang namanya Harta, Tahta dan Wanita adalah sisi lemah lelaki yang mudah dipakai sebagai sasaran tembak lawan [politik]nya.
Ada seorang lelaki yang begitu tegar menghadapi godaan wanita, tetapi begitu ada godaan harta ataupun kedudukan, maka mulailah hatinya bergetar kendor.
Ada cerita tentang sesorang yang begitu alim dan begitu tahan menghadapi godaan wanita maupun kedudukan, suatu ketika dia perlu duit sebesar 1 Milyard.
Saat itu dia harus melaporkan suatu kejadian yang sepele, tetapi jika dilaporkan maka rentetan yang terjadi akan panjang, karena yang dia laporkan mempunyai hubungan dengan orang gedhe yang tidak ingin muncul laporan itu.
Datanglah sang mediator menawarkan uang sebesar 100 juta agar jangan melaporkan kasus hamil di luar nikah yang sedang dia tangani. Sebuah harga yang pantas hanya untuk tidak melaporkan kisah itu, karena memang hanya kisah yang biasa-biasa saja.
Dengan tegas ditolaknya tawaran itu, sehingga tawaran dinaikkan menjadi 200, 400 dan aklhirnya 600 juta.
Si Alim tetap dengan pendapatnya. Senyum halusnya tidak bisa lepas dari bibirnya ketika dia menolak semua permintaan itu.
Sampai akhirnya tawaran sampai ke angka 900 juta dan si Alim tiba-tiba beridiri tegak dengan mata yang membara dan mengusir tamunya. Ditutupnya semua pintu rumahnya dan pergilah dia ke kamarnya. Menangis dia tersedu-sedu karena tawaran itu sudah dekat dengan kebutuhannya.
Disini si Alim lolos dari lubang neraka, tapi seberapa banyak orang seperti si Alim ini. Jangan-jangan hanya ada dalam dongeng saja.
Di kisah lain, ada seorang laki-laki yang sudah dekat ke masalah zina. Selingkuh kecil sudah dijalani, tinggal memastikan selingkuh besar dan masuklah dia dalam lingkaran perselingkuhan yang tak akan mudah lepas lagi.
Saat itulah bayangan anak-anaknya [yang kebetulan cewek] muncul di hadapannya. Tidakkah selingkuhannya sepantaran dengan anaknya?
Tegakah dia jika anaknya diselingkuhi oleh temannya?
Benarkah yang dia lakukan ini sesuai dengan ajaran agamanya?
Kesadaran ini akan membuatnya lepas dari masalah selingkuh, namun jika dua hal tersebut tidak tertayang dalam pikirannya, maka perselingkuhan itu akan langsung terjadi tanpa perlu menunggu waktu lagi.
Yang sering menjadi lucu, kadang-kadang istri selingkuhan ini malah lebih jelek dibanding istri resminya. Kitapun jadi bingung melihat sesorang yang sudah punya rumput hijau malah memilih rumput alang-alang.
“… hanya alang-alang pagar rumah kita
tanpa anyelir tanpa melati
hanya bunga bakung tumbuh di halaman
namun semua itu milik kita
sendiri …”
Indah bener lantunan lagu Rumah Kita itu. Bayangkan lagu itu adalah perwujudan dari kondisi kita saat ini, istri kita saat ini dan harta kita saat ini.
Semoga kita jauh dari godaan harta, tahta dan wanita.
Amin

Lihat Kegagalan Saya

Posted Posted by karkuun in Comments 0 komentar

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan.
Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah.
Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.
Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil
maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas,
sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda -
Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar
insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan
Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas,
duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

"Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia
saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini,
yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo,
Tokyo, akibat mengindap lever.

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi
cathut
(kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.
Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif.
Ia sadar berasal dari
keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga
membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap
oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja
disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia
21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu.
Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki

mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya
larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif.
Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik
meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu
dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras,
dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani
patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang
dipilih?
Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring
buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi
teman-temannya terhadap kegagalan itu.
Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah
Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.
Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang
mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke
bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua
tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum
makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil.
Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah.
Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan
pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang,
tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal
dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah
datang.
Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan
karyawannya.
Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh
kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.
Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,
Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini
kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat
menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan
terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda.
Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu
diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan,
sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali
mendirikan pabrik motor.
Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda
berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri
otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya.
"Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka
tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan
petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,
mimpikanlah mimpi baru.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang
dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun
berasal dari keluarga miskin.

= = = = = = = = = = =

5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu
memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda
senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Birejji_Get Paid to Socialized

Posted Posted by karkuun in Comments 0 komentar









Birejji helps you earn money and share opportunities while you socialize in groups. Earn a variable amount per qualifying post

Earnings vary according to post quality and participation
$0.25 & $1.00 Min cashout via PayPal & AlertPay, respectively

Definisi & Parameter Menjadi Orang Kaya

Posted Posted by karkuun in Comments 0 komentar

Melihat orang dengan dandanan necis perlente, cincin emas melingkar, jam tangan, sepatu fashion dan asesoris merek terkenal.

Menenteng gadget mutakhir nan mahal sekelas BlackBerry, iPhone serta kunci mobil mewah.

Tidak lupa dengan aroma parfum bermerk, tentu akan membuat kebanyakan orang berdecak kagum dan minder karena sudah merasa langsung berada di strata sosial ekonomi yang berbeda. Penampilan borju yang tampak kasat mata seperti itu seolah-olah sudah men-judge bahwa pastilah mereka itu adalah ORANG KAYA yang bergelimang harta benda, rumah mewah, mobil mewah lebih dari satu, bisa beli ini itu cukup dengan tunjuk jari saja.

Ya, orang kaya bagi sebagian kita diartikan seperti penjelasan pembuka di atas. Intinya orang kaya itu identik dengan ciri-ciri harta
benda yang nampak kasat mata oleh mata kita.
Punya HP baru, rumah baru, liburan tiap tahun, mobil baru, TV baru pasti akan dicap sebagai orang kaya.

Padahal definisi seungguhnya ORANG KAYA sebenarnya tidaklah seperti itu dan sangat berbeda. Karena kadang kita terbalik dan salah kaprah membedakan antara Orang Kaya dengan Orang Mampu/Berharta.

Coba perhatikan, apa sih bedanya Anda punya mobil Innova dengan orang yang punya mobil Mercy? Toh Anda juga bisa naik mobil roda empat, sehingga tidak kehujanan dan kepanasan. Apa bedanya Anda makan siang di RM Padang dengan yang makan di Restoran Jepang? Toh, Anda juga bisa makan dengan kenyang. Apa bedanya Anda liburan di Bali dengan orang yang liburan di Paris? Toh, Anda dan keluarga bisa bersantai menikmati suasana indah dan mengurangi stress kerja selama ini. Apa bedanya Anda terbang naik Lion Air dengan orang yang terbang naik Garuda Kelas Bisnis? Toh Anda bisa juga terbang hingga sampai tujuan. Apa bedanya Anda naik haji reguler dengan yang naik haji kelas eksekutif? Toh Anda juga akhirnya bisa melaksanakan rukun haji dengan baik dan lancar. Apa bedanya Anda punya gadget Nokia dengan orang yang punya iPhone? Toh Anda juga bisa menerima dan mengirim pesan suara dan teks dll.

ORANG KAYA dan ORANG MAMPU
Kalau yang Anda maksudkan bahwa yang punya Mercy, iPhone, Naik Haji kelas eksekutif, naik Garuda, dll adalah orang kaya, Anda SALAH BESAR! Karena yang benar mereka adalah ORANG MAMPU. Dalam artian adalah orang yang mampu dan mau MEMBAYAR LEBIH! Padahal apakah kita tahu bahwa bisa jadi mereka mampu membayar lebih tersebut bukan dari uang mereka sendiri alias duit hutang atau malah dapat bonus/hadiah :)

Nah, mungkin kita jadi penasaran dan bertanya-tanya. Jadi seperti apa sih yang dinamakan orang kaya itu??

Yes, pertanyaan yang bagus. Orang itu dinamakan kaya bukan dari JUMLAH HARTA baik yang nampak kasat mata sehari-hari dan yang tersimpan di tabungan, deposito, emas, saham, dll. Melainkan orang yang dinamakan dan pantas menyandang status ORANG KAYA adalah dari seberapa lama dia mampu mencukupi kehidupannya dan keluarganya dengan segala standar hidup yang mereka inginkan dengan KEKAYAAN BERSIH yang dimiliki saat ini. Jadi ukurannya adalah bukan JUMLAH HARTA-nya melainkan WAKTU BERTAHAN-nya. .

Coba berikan contoh supaya kami lebih paham!

Oke begini, coba hitung seluruh pengeluaran Anda tiap bulan, berapa kira-kira rata-ratanya? Silahkan dijumlahkan pengeluaran rutin tiap bulan seperti bayar tagihan telepon, listrik, sekolah anak, keperluan dapur, makan, dll. Setelah itu coba hitung seluruh harta yang Anda miliki seperti rumah, tanah, kendaraan, furnitur rumah tangga, HP, emas, tabungan, deposito, dll. Kemudian coba hitung seluruh pokok hutang yang sedang Anda miliki sekarang seperti hutang ke teman/keluarga, hutang kartu kredit, hutang KPR, hutang kendaraan bermotor, dsb. Dari sana coba Anda hitung untuk mendapatkan KEKAYAAN BERSIH yang Anda miliki. Sehingga rumusnya:

Kekayaan Bersih = Total Harta-Total Hutang

Nah, selanjutnya dari jumlah Kekayaan Bersih tersebut baru lah kita bisa tahu apakah kita ORANG KAYA atau BELUM KAYA :) Caranya yaitu dengan rumus berikut:

WAKTU BERTAHAN = Kekayaan Bersih/Standar Hidup Per Bulan

Jadi misalnya Kekayaan Bersih Anda adalah Rp. 1.000.000.000 dengan Biaya Hidup Anda per bulan rata-ratanya adalah Rp. 25.000.000. Maka Waktu Bertahan Anda adalah 40 BULAN. Artinya Anda dapat hidup tenang dan nyaman dengan standar hidup Anda inginkan selama 40 bulan atau setara 3,3 tahun!

Berarti sekarang Anda bisa mengukur apakah dengan 3,3 tahun tersebut sudah bisa aman atau belum? Jawabannya tentu bisa Anda jawab sendiri :) . Jadi sekali lagi orang kaya itu ternyata bukan berdasarkan banyaknya harta yang dimiliki, melainkan seberapa banyak harta tersebut mampu kita kumpulkan dan diakumulasikan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup kita.

Kalau misalnya ada suatu kesempatan untuk Anda bertahan lebih lama, apakah mau? Orang boleh bilang kalau 'uang bukanlah segalanya',... tapi ngaca dong.... dimana-mana perlu uang....